Piutang
PIUTANG
PENDAHULUAN
Piutang adalah klaim uang, barang,
atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Piutang diklasifikasikan
sebagai lancar dan tidak lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam
satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang.
Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang juga
diklasifikasikan dalam neraca sebagai piutang dagang atau piutang nondagang
Piutang dagang adalah jumlah yang
terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai
bagian dari operasi bisnis normal. Piutang usaha adalah janji lisan dari
pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual. Wesel tagih adalah janji
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa
depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi
lainnya. Wesel tagih dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Piutang non dagang berasal dari
berbagai transaksi misalnya:
- Uang muka kepada karyawan dan staf
- Uang muka kepada anak perusahaan
- Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan
- Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayar
- Piutang dividen dan bunga
- Klaim terhadap:
- perusahaan akuntansi untuk kerugian yang dipertanggung’kan
- terdakwa dalam suatu perkara hukum
- badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak
- perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang
- kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang
- pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, kontainer, dan sebagainya)
PENGAKUAN PIUTANG USAHA
Dalam sebagian besar transaksi
piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran di antara kedua belah
pihak. Harga pertukaran adalah jumlah yang terutang dari debitur dan umumnya
dibuktikan dengan beberapa jenis dokumen bisnis, biasanya berupa faktur. Dua
faktor yang bisa memperumit pengukuran harga pertukaran adalah (1) ketersediaan
diskon dan (2) lamanya waktu antara tanggal penjualan dan tanggal jatuh tempo
pembayaran.
Diskon Dagang
Harga barang biasanya dapat
dikenakan diskon dagang atau kuantitas. Diskon dagang semacam itu digunakan
untuk menghindari perubahan yang sering terjadi dalam katalog, untuk mengutip
harga yang berbeda bagi pembelian dalam kuantitas yang berbeda, atau untuk menyembunyikan
harga faktur yang sebenarnya dari pesaing.
Diskon dagang biasanya dikutip
sebagai suatu persentase. Sebagai contoh, jika harga yang tertera pada buku
teks anda adalah $90, dan penerbit menjualnya ke toko buku mahasiswa
berdasarkan daftar harga dikurangi diskon dagang sebesar 30%, maka piutang yang
dicatat oleh penerbit buku adalah $63 per buku. Praktik yang umum disini adalah
mengurangi diskon dagang dari daftar harga dan kemudian menagih harga
bersihnya.
Diskon Tunai (Diskon Penjualan)
Diberikan sebagai perangsang agar
pembeli melakukan pembayaran secepatnya yang dinyatakan dalam bentuk 2/10, n/30
(diskon 2% jika dibayarkan dalam 10 hari dari akhir bulan, dengan pembayaran
penuh dilakukan pada hari ke 30 bulan berikutnya)
Perusahaan biasanya mencatat
transaksi penjualan dan diskon penjualan terkait dengan mencatat piutang dan
penjualan dalam jumlah kotor. Menurut metode ini, diskon penjualan hanya diakui
dalam akun apabila pembayaran diterima dalam periode diskon. Diskon penjualan
akan ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang atas penjualan untuk
mendapatkan penjualan bersih
Tidak ada pengakuan atas unsur bunga
Misalnya piutang harus diukur dalam
istilah nilai sekarang, yaitu nilai diskonto dari kas yang akan diterima di
masa depan. Jika ekspektasi penerimaan kas memerlukan periode tunggu, maka
jumlah nominal piutang tidak sama nilainya dengan jumlah yang akan diterima
kemudian
PENILAIAN
PIUTANG USAHA
Pelaporan
piutang melibatkan
- Klasifikasi
- Penilaian dalam neraca
Klasifikasi melibatkan penentuan
lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang yang diperkirakan akan
tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi - tergantung mana yang lebih
panjang - diklasifikasikan sebagai lancar; sementara semua piutang lainnya
diklasifikasikan sebagai jangka panjang.
Penilaian piutang sedikit agak
kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan dilaporkan pada nilai realisasi
bersih - jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas.
Piutang usaha yang tak tertagih
penjualan atas dasar selain
penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan untuk menagih piutang. Piutang
usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat
jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta
penurunan yang berkaitan dengn laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian
pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang rag-ragu
Ada dua prosedur untuk mencatat
piutang tak tertagih
Metode penghapusan langsung,
mencatat piutang tak tertagih pada tahun dimana diputuskan bahwa suatu piutang
tertentu tidak dapat ditagih. Metode penyisihan mencatat beban atas dasar
estimasi, dalam periode akuntansi di mana penjualan kredit dilakukan
Pendukung metode penghapusan
langsung berpendapat bahwa yang dicatat haruslah fakta, bukan estimasi. Metode
ini mengasumsikan bahwa dari setiap penjualan akan dihasilkan piutang usaha
yang baik, dan kejadian selanjutnya membuktikan bahwa piutang tertentu ternyata
tidak tertagih serta menjadi tidak bernilai.
Dari sudut pandang praktis, metode
ini sederhana dan mudah diaplikasikan. Metode penghapusan langsung secara
teoritis memiliki kelemahan karena biasanya gagal menandingkan biaya dengan
pendapatan pada peride bersangkutan, atau menghasilkan piutang yang ditetapkan pada
estimasi nilai yang dapat direalisasi di neraca. Karenanya pemakaian metode
penghapusan langsung tidak dipandang tepat, kecuali kalau jumlah piutang tak
tertagih tidak material
Pendukung metode penyisihan merasa
yakin bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama
seperti penjualan untuk mendapatkan penandingan yang tepat atas beban dan
pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas piutang
usaha. Mereka mendukung pendapat bahwa walaupun melibatkan estimasi, namun
persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman
masa lalu.
Piutang adalah arus kas masuk
prospektif, dan probabilitas penagihannya harus dipertimbangkan dalam menilai
arus kas masuk. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar:
1.
Pendekatan Persentase-Penjualan (Laporan Laba-Rugi)
Pendekatan
persentase-penjualan (percentage-of-sales approach) membandingkan biaya
dengan penda[atan karena hal itu mengaitkan beban pada periode dimana penjualan
dicatat. Karena estimasi beban piutang tak tertagih berhubungan dengan akun
nominal (Penjualan) dan setiap slado akun penyisihan diabaikan, maka metode ini
sering kali disebut sebagai pendekatan laporan laba rugi (income statement
approach).
2.
Pendekatan Persentase-Piutang (Neraca)
Tujuan dari
metode ini adalah melaporkan nilai realisasi bersih piutang dalam neraca; oleh
karena itu, pendekatan ini disebut dengan pendekatan persentase-piutang atau
neraca (percentage-of-recevable atau balance sheet approach).
Penagihan Piutang Usaha yang Telah
Dihapus
Apabila pitang usaha tertentu
dipastikan tidak akan tertagih, maka saldonya dipindahkan dari pembukuan dengan
mendebet Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih dan mengkredit Piutang Usaha.
Jika penagihan atas piutang usaha telah dihapus sebelumnya dilakukan, maka
perusahaan terlebih dahulu harus memunculkan kembali piutang usaha itu dengan
mendebet Piutang Usaha dan mengkredit Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih.
PENGAKUAN WESEL TAGIH
Suatu wesel tagih didukung pleh
promes (promissory note) formal, yaitu janji tertulis untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal dimasa depan. Wesel semacam itu
merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani oleh pembuat
(maker) untuk kepentingan yang dibayar atau penerima (payee),
yang munkin secara legal dan secara cepat bisa menjual atau menstransfernya ke
pihak lain.
Wesel yang Diterbitkan pada nilai
Nominal
Untuk mengilustrasikan pendiskontoan
wesel diterbitkan pada nilai nominal, asumsikan bahwa Bigelow Corp. meminjamkan
$10.000 kepada Scandinavian Imports dan menerima wesel berbunga dengan jangka
waktu 3 tahun senilai $10.000, dengan suku bunga tahunan 10%. Suku bunga pasar
wesel dengan resiko serupa juga 10%. Berikut diagram:
|
Dalam kasus ini, nilai sekarang
wesel dan nilai nominalnya adalah sma, yaitu $10.000, karena suku bunga efektif
dan ditetapkan juga sama. Penerimaan wesel dicatat oleh Bigelow Corporation
sbb:
Wes
Kas 10.000
Bigelow Corporation juga akan
mengakui bunga yang dihasilkan setiap tahun sbb:
Kas 1.000
Pendapatan bunga 10.000
Wesel yang Diterbitkan Bukan pada
Nilai Nominal
Wesel Berbunga Nol
Jika yang diterima adalah wesel
berbunga-nol, maka nilai sekarangnya adalah kas yang dibayarkan kepada penerbit
wesel. Karena baik jumlah masa depan maupun nilai sekarang wesel telah
diketahui, maka suku bunga dapat dihitung. Suku bunga implicit (implicit
interest rate) adalah suku bunga yang akan menyamakan kas yang dibayarkan
dengan jumlah piutang dimasa depan.
Sebagai ilustrasi, Jeremiah Company
memerima wesel berjangka waktu 3 tahun senilai $10.000, berbunga nol, dan nilai
sekarangnya adalah $7.721,80. Suku bunga implicit yang akan menyamakan total
kas yang diterima ($10.000 pada saat jatuh tempo) dengan nilai sekarang arus
kas masa depan ($7.721,80) adalah 9% (nilai sekarang dari 1 untuk 3 periode
tersebut pada 9% adalah 0,77218). Berikut diagram:
Ayat
jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
Wesel
Tagih 10.000,00
Diskonto
atas wesel Tagih ($10.000-$7.721,80) 2.278,20
Kas
7.721,80
Wesel yang Diterima untuk Properti,
Barang atau Jasa
Jika wesel diterima sebagai
pertukaran property, barang, atau jasa dalam suatu transaksi yang wajar (at
arm’s length), yang suku bunga ditetapkan diasumsikan cukup wajar kesuali:
1.
Tidak ada
suku bunga yang ditetapkan, atau
2.
Suku
bunga yang dtetapkan tidak masuk akal, atau
3.
Jumlah
nominal dari wesel berbeda secara material dari harga jual tunai saat ini untuk
pos-pos yang serupa atau nilai pasar sekarang instrumen utang.
Pilihan Suku Bunga
Proses perkiraan suku bunga
dinamakan dengan perhitungan suku bunga yang layak (imputation),
dan hasilnya dinamakan suku bunga terkait (imputed interest rate).
Pilihan suku bunga dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku nagi penerbit
instrument serupa dengan peringkat kredit yang sama. Suku bunga jug dipengaruhi
secara khusus oleh ketentuan restriktif, jaminan, skedul pembayaran, suku bunga
primer yang berlaku, dan sebagainya.
PENILAIAN WESEL TAGIH
Seperti piutang usaha, wesel tagih
jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai realisasi bersihnya; yaitu pada
jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan. Akun penyisihan
wesel tagih yang utama adalah Penyisihan untuk Wesel Tak Tertagih. Wesel tagih
dipandang berkurang nilainya (impaired) jika terdapat kemungkinan bahwa
kreditor tidak akan mampu menagih seluruh jumlah yang terutang (baik pokok
maupun bunga) sesuai dengan ketentuan kontraktual pinjaman.
DEPOSISI PIUTANG USAHA DAN WESEL
TAGIH
Dalam peristiwa yang normal, piutang
usaha dan wesel tagih dapat ditagih pada saat jatuh empo dan dikeluarkan dari
pembukuan. Namun seiring dengan meningkatnya ukuran dan signifikansi dari
penjualan kredit dan piutang, peristiwa yang normal ini telah berubah. Dalam
rangka mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransfer
piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan lainnya secara tunai.
Transfer piutang kepada pihak ketiga
dapat dilakukan dalam salah satu dari dua cara berikut:
1.
Peminjaman yang Dijamin
Piutang
seringkali digunakan sebagai jaminan dalam suatu transaksi peminjaman. Kreditor
seringkali meminta debitor menunjuk (menetapkan) atau menggadaikan piutang
sebagai jaminan pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada saat jatuh tempo,
maka kreditor memiliki hak untuk mengkonversi jaminan itu menjadikas-yaitu,
untuk menagih piutang.
2.
Penjualan Piutang
Penjualan
piutang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Jenis penjualan yang umum
dilakukan adalah penjualan piutang kepada factor. Factor adalah
perusahaan pembiayaan atau bank yang membeli piutang dari perusahaan untuk
mendapatkan imbalan (fee) dan kemudian menagih piutang secara langsung
dari pelanggan.
Baik dalam transaksi faktoring
maupun sekuritisasi, piutang dapat dijual atas dasar tanpa tanggung renteng
atau dengan tanggung renteng.
Penjualan tanpa Tanggung-Renteng
Jika piutang dijual tanpa
tanggung-renteng (without recourse), maka pembeli menanggung resiko
ketertagihan piutang dan setiap kerugian kredit.
Penjualan dengan Tanggun- Renteng
Jika piutang dijual dengan
tanggung-renteng (with resource), maka penjual menjamin pembayaran
kepada pembeli seandainya debitor tidak mampu membayar. Untuk mencatat
transaksi jenis ini, digunakan pendekatan komponen keuangan (financial
components approach), karena penjual akan terus terlibat dengan piutang.
Peminjaman yang Dijamin vs.
penjualan
FASB telah menyimpulkan bahwa
penjualan hanya terjadi jika penjual menyerahkankan kendali atas piutang kepada
embeli. Tiga kondisi berikut harus terpenuhi sebelum suatu penjualan bisa
dicatat:
1.
Aktiva
yang ditransfer telah dipisahkan dari pelaku transfer (ditempatkan di luar
jangkauan pelaku transfer dan kreditornya).
2.
Penerima
transfer telah mendapatkan hak untuk menggadaikan atau menukar aktiva yang
ditransfer ataupun manfaat dalam aktiva yang ditransfer tersebut.
3.
Pelaku
transfer tidak lagi memiliki yang efektif atas aktiva yang ditransfer baik
melalui kesepakatan pembelian-kembali maupun menebusnya sebelum jatuh tempo.
PENYAJIAN
DAN ANALISIS
Penyajian
Piutang
Aturan
umum dalam pengklasifikasian piutang adalah:
1.
Memisahkan
berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan, jika material;
2.
Menjamin
bahwa akun penilaian secara tepat mengoffset akun piutang yang terkait;
3.
Menentukan
bahwa piutang yang diklasifikasikan dalam kelompok aktiva lancar akan
dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung
mana yang lebih panjang;
4.
Mengungkapkan
setiap kontinjensi kerugian yang ada pada piutang;
5.
Mengungkapkan
setiap piutang ynag digadaikan sebagai jaminan;
6.
Mengungkapkan
semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit yang berasal dari piutang.
Analisis Piutang
Rasio Perputaran Piutang
Rasio keuangan sering kali digunakan
untuk mengevaluasi likuiditas piutang usaha perusahaan. Rasio yang digunakan
untuk menilai likuiditas piutang adalah rasio perputaran piutang (receivables
turnover ratio). Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang
berhasil ditagih selama suatu periode.
|
|
|
Komentar