Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2009

MEMAHAMI EMOSI

Seperti halnya pikiran untuk dipikirkan, maka perasaan (emosi) untuk dirasakan. Selama ini kita cenderung menafsirkan kata ‘mengendalikan emosi’ dengan memendam atau mengekang emosi. Padahal sejatinya berasal dari emotion, dalam bahasa Inggris, ‘e’ kependekan dari electromagnetic, berarti gelombang elektromagnetik dan motion yang berarti gerakan. Jadi emosi adalah gelombang elektromagnetik yang bergerak di dalam tubuh kita. Karenanya, emosi memiliki beberapa sifat, antara lain: • Tarik-menarik. la akan menarik segala hal yang sama sifatnya. Maka, jika kita memulai hati dengan perasaan tidak enak, akan mengundang hal-hal yang tidak mengenakkan pula. Begitu pula kalau kita selalu merasa sedih, akan cenderung menarik sesuatu yang menyedihkan dan sulit menarik sesuatu yang bersifat bahagia. • Selalu ingin bebas. Seperti sifat energi lainnya, emosi harus dilepas atau diekspresikan. Kalau tidak dilepaskan (supress), ia akan ‘bersembunyi’ di dalam bawah sadar kita dan terus aktif mencari cela...

SULIT MERASAKAN PERASAAN

Berbagai permasalahan dan ketidakbahagiaan manusia zaman sekarang bersumber dari emosi. Menurut Erbe Sentanu, pendiri lembaga transformasi diri Katahati Institute, salah satu penyebab adalah karena mereka membiarkan diri disetir oleh akal (olak) sehingga sulit memahami dan mengungkapkan emosi sendiri. Seperti kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang dipicu oleh cemburu atau ledakan emosi marah. Sementara seorang ibu dilanda depresi karena terlalu sering memendam perasaan, sehingga ia pun bunuh diri dan tega membunuh anaknya sendiri. Emosi selalu dianggap lemah dan cenderung diabaikan. Sejak kecil kita dididik di dalam sistem yang lebih mengutamakan IQ (kecerdasan otak) daripada EQ (kecerdasan emosi). Sementara dalam budaya Tiinur, kita diajarkan untuk ‘mengekang’ emosi, di mana pria tidak boleh menangis dan wanita harus pandai memendam perasaan. Semakin dewasa, ruang ekspresi itu pun kian terbatas karena kita dituntut untuk lebih pandai mengendalikan emosi. Lama kelamaan, emosi k...